Cebong Vs Kampret, Penyebab Bencana Indonesia
Indonesia sedang berduka, bencana beruntut seperti tidak ada
habis habisnya. Gempa Lombok belum usai, tsunami Palu menyusul, belum lagi
gunung-gunung yang mulai bergejolak, semua sedang mengantre untuk show up, menuju permukaan dan meluluh
lantahkan, tampil menari dari ratapan ibu pertiwi.
Apakah ini salah satu tanda-tanda hari akhir peradaban?
Mungkinkah semua ini azab? Atau kutukan? *jeng
jeng jeenggg
Setiap kepala memiliki pikirannya masing-masing, perbedaan
memang indah, beragam itu asik. Tapi jangan goblok!
Saya suka heran dengan isi kepala orang-orang di lini masa,
gak di instagram, di facebook, di twitter, hampir semua media sosial isinya
kayak sampah! Apa saya salah follow akun ya? Kayaknya engga deh.
Mari kita comot salah satu akun sebagi sarana percontohan.
Di instagram Joko Widodo, apapun postingannya, selalu ada hujatan di dalamnya.
Kita empat tahun ketipu!, apa kabar rupiah? Malah asik foto-foto di tempat
bencana, dasar cebong bisanya bikin sengsara rakyat, kafir, presiden gak becus,
dan ribuan komentar lainnya.
Gak cuma di akun Jokowi sih, di akun milik Prabowo juga
gitu, isi komentarnya busuk semua.
Saya bukan pendukung salah satu dari mereka, menurut jalan
pikir saya, sebaik baiknya politik, tetap saja ada unsur esek-esek dan gak
jujur. Mungkin si pemimpin jujur, tapi orang-orang yang berada dibawahnya pasti
ada main di belakang meja.
Untuk urusan beginian (celoteh di dunia maya), saya termasuk
orang yang telaten scrol komentar ramutu dari atas sampe bawah, baca satu
persatu, kalo pas nemu yang pedes, saya buka profilenya. Kebanyakan digembok.
Kebanyakan akun baru. Kebanyakan akun bodong. Ya, populasi mereka memang
banyak, dan akan semakin banyak, menyesuaikan dengan musim yang ada di
Indonesia. Musim hujan, musim kemarau, musim politik, dan musim musim lainnya.
Kedua pasangan calon pemimpin sudah memantapkan diri untuk
berlaga dimusim depan, publikasi sudah digencarkan, program-program sudah
dicanangkan, fans fanatik pun sudah ditebar. Mereka saling menamai, yang sebelah
sana ngasih nama cebong, yang sebelah sini ngasih nama kampret, yang ditengah
pulau Jawa. Cebong bingung, kampret bingung. Pemimpinnya cuma ketawa. Hihi.
Menurut isu yang beredar, akun bodong penebar kebencian yang
sering bikin rame di dunia maya dan semesta jagad raya ini di biayai secara
terorganisir, mengordinir sederet mahasiswa yang butuh dana untuk acara. Dengan
modal peralatan seadanya, mereka mengumpat dengan jahat, mencibir hebat,
melumat setiap prakata pesaing yang menyuruh mereka. Cen manuk dobol.
Tapi jangan men-general-kan
seluruh mahasiswa seperti itu ya, saya juga mahasiswa,. Layaknya air, ada yang
segar, ada yang keruh, ada yang payau, kadang ada juga yang dingin, tergantung
dari mana sumber air itu di ambil, tergantung seberapa lama air tersebut
disimpan di dalam kulkas.
Saya tidak paham tentang kepentingan apa yang akan dibangun
dibalik isu-isu yang ramai diberitakan, sepertinya memang banyak yang
mengharapkan perpecahan, dimana kedamaian bukan lagi solusi untuk saling
berterus terang. Mereka saling benci, mereka saling caci maki, dan ternyata
mereka dibayar. Sial.
Sebenarnya duka Indonesia bukan hanya bencana, permusuhan
antara cebong dan kampret juga memberi dampak serius untuk kedepannya. Diantara
gempa, tsunami, dan gunung-gunung yang sedang sampai pada siklusnya, mereka
tetap saja asik menggunjing. Haduh, heran.
Lupakan kecebong dan kampret beserta sikap fanatiknya,
percaya saja jika masyarakat Indonesia sudah pintar, sudah bisa menilai dengan
baik dan benar, kecuali mereka yang mudah tergoda dengan uang.
Sebaiknya kita saling bersatu, membangun Indonesia kearah
yang lebih maju, saling membangun dengan harmoni yang membumi.
INDONESIA KUAT.
~sonowl
Posting Komentar untuk "Cebong Vs Kampret, Penyebab Bencana Indonesia"