Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Epilog Luka | Makna Menikmati Patah Hati


Aku ingin bertengkar dengan secangkir kopi
tentang mana yang lebih pahit;
Dia atau kisah perempuan yang kutinggalkan
~Aldi Juniarsyah


Photo by SonOwl

Epilog Luka merupakan buku kumpulan puisi yang terbit tahun 2015 oleh AE Publishing. Puisi dengan konsep patah hati, kenangan, dan paduan kisah petualang. Buku yang berisi karya Aldi Juniarsyah ini berhasil memberikan gambaran secara jelas tentang bagaimana menikmati rasa.

Terbangkan saja dia!
Jangan takut.
Dia tak akan tersesat, tanpa kompas,
Rindu itu tahu,
pada siapa dia harus tertuju.
~Aldi Juniarsyah | Terbangkan

Rasa penasaran semakin menjadi ketika saya tahu bahwa sang penulis bukan lahir dari kelas sastra, tapi setiap bait dalam puisi yang tertulis kaya akan makna, tajam dan dalam.
Menurut saya sebagai orang awam yang tidak tahu tentang sastra, buku kumpulan puisi ini cukup untuk menyegarkan kembali ingatan yang hilang tentang duka dan luka.

Sepertinya cukup sekian untuk pembahasan Epilog Luka, sejauh yang saya baca dan saya pahami,  buku kumpulan puisi ini bagus, biarpun ada beberapa puisi yang saya kurang suka.
Karena puisi bukan tentang kata yang tertata atau bait yang saling mengisi. Melainkan seberapa jujur hati dapat berbicara.
Sekali lagi, ini hanyalah opini pribadi saya, tentang apa yang saya lihat, apa yang saya baca dan apa yang saya rasakan. Bisa saja salah, juga belum tentu benar.
Salam hormat untuk Bung Aldi Juniarsyah, jangan berhenti berkarya.

Kesimpulan dari saya tentang buku ini:
Tentang patah hati, rasanya tak pernah habis menyisakan sedih, mengenang dan menggenang terus dalam pelupuk, makin sakit ketika luka menjadi cerita yang tak pernah saling percaya.

Terimakasih sudah membaca.
Jadi, apa puisi favoritmu su?

~SonOwl

Posting Komentar untuk "Epilog Luka | Makna Menikmati Patah Hati "