Alasan Kenapa Jogja Bikin Gak Mau Pulang
Seluruh penduduk Indonesia tau Jogja, harusnya demikian. Biarpun belum pernah menginjakan kakinya di Kota Istimewa, namun saya yakin mereka pasti paham tentang Jogja. Paling tidak pernah dengar dan mengerti jika Jogja merupakan sebuah wilayah yang menjadi bagian dari Indonesia.
Jogja adalah kerinduan, bagi siapapun yang sempat melangkahkan kakinya di kota ini pasti ingin kembali lagi. Dan bagi mereka yang sudah merasakan tinggal di Jogja, kembali ke kampung halaman biasanya tinggal cerita. Kebanyakan dari mahasiswa yang menimba ilmu di Jogja memilih untuk tetap tinggal, beli tanah, punya rumah, Jogja dadi kebak. Saya termasuk salah satu penyebabnya. Hehe. Tapi beneran, gak ada kota yang lebih nyaman dari Jogja. Lalu apa membuat Jogja begitu menyenangkan?
Nih, saya kasih beberapa alasan kenapa Jogja bikin lengket.
Di Jogja, Semuanya Gra-tis!
Istilah gratis sebetulnya hanya kiasan, di bumi udah gak ada yang bener-bener gratis. Karena untuk tetap bisa hidup berdampingan dengan kemajuan zaman, sedikit mengeluarkan biaya adalah keharusan. Tapi tenang, Jogja gak sekejam Ibu Kota. Di kota ini kamu bisa mendapatkan apa yang kamu mau dengan cuma-cuma, asal ada kemauan semua ada jalan. Kamu mau belajar seni tapi gak punya biaya? Pengen bisa ini itu tapi terhalang uang? Nah, ini dia yang saya sebut gratis dan selalu saya bangga banggakan. Ilmu di Jogja dibagi gitu aja, bahkan kamu bisa diskusi se-isi semesta tanpa keluar modal apa-apa, alias free. Di Jogja banyak banget orang yang suka bagi ilmunya, sharing tanpa mengharap imbalan. Juga ada kelas fotografi, botani, menulis, banyak!
Di Jogja, A-man!
Aman, not a man. Pertimbangan lain yang bikin betah tinggal di Jogja adalah keamanannya. Jika kamu manusia Sumatera yang baru pertama kali ke Jogja, mungkin kamu akan terperangah ketika melihat sepeda motor yang diparkirin gitu aja, malah gak jarang ada kunci yang ketinggalan. Hebatnya, gak ilang! Untuk yang biasa hidup di daerah rawan maling, begal dan kejahatan, pemandangan seperti ini jadi shock culture tersendiri. Pun kekhawatiran karena pulang terlalu larut gak bakal tumbuh, jam berapapun, Jogja aman. Biarpun sempat beredar isu klitih, tapi gak begitu ngeruh sih, menurut saya. Pada dasarnya klitih bukan sebuah kejahatan, hanya pergaulan yang sedikit menyimpang dari adat dan budaya yang ada.
Di Jogja Nya-man!
Udara Jogja gak begitu panas, juga gak begitu dingin. Nyaman versi saya yaitu, badan gak perlu adaptasi dengan lingkungan baru, sederhana. Dengan rerata suhu yang ada di Jogja, tubuh saya merasa cocok untuk terus terusan tinggal di sini. Selain udara yang gak bikin risih, masyarakat Jogja juga luar biasa. Seburuk apapun prilakumu, masyarakat tidak akan memperlakukan kamu dengan cara yang buruk. Membina dengan cara yang baik untuk menjadikan diri menjadi lebih baik. Jogja merupakan tempat yang sangat proporsional untuk menempa dan mendewasakan diri.
Di Jogja, Semua Ada!
Kamu mau cari apa? Subjektif saya mengatakan, Jogja adalah tempat terlengkap untuk mendapatkan segala hal. Cari suasana? Pedesaan, kota, pantai, Jogja punya. Kesenian? Belajar wayang, batik, musik, tari, lengkap. Kamu juga bisa belajar budaya daerah lain di Jogja. Mall? Pasar Tradisional? Ada! Semua yang kamu mau, bisa kamu dapatkan.
Di Jogja, Kreativitas Gak Ada Matinya!
Mural, musisi pinggir jalan, patung, atau instalasi seni gak pernah berhenti mengudara di Jogja. Dan itu hanya sebagian kecil dari ide-ide yang lahir dari kepala manusia Jogja. Karena selalu ada buah pikir baru setiap harinya, inovasi terus bergulir, mengisi dan mengganti, terus merotasi tanpa terbendung. Mata dan pikirmu dijamin gak bakal bosan.
Saya, kamu, dia, mereka, mungkin merasakan hal yang sama. Beberapa alasan yang sudah saya tulis mungkin belum bisa menggambarkan secara gamblang betapa pentingnya Jogja buat saya. Jadi, apa alasanmu tetap berada di Jogja? Jika kamu punya alasan lain, silakan tambahkan di kolom komentar. Atau jika kamu punya cara untuk melupakan Jogja, beritahu saya. Agar tak ada penyesalan ketika saya benar-benar harus pergi tanpa bisa kembali.
Buat saya, Jogja adalah bagian yang tidak mungkin bisa dilupakan.
Sekian untuk alasan hari ini, terima kasih sudah membaca. Sampai Jumpa.
Jogja adalah kerinduan, bagi siapapun yang sempat melangkahkan kakinya di kota ini pasti ingin kembali lagi. Dan bagi mereka yang sudah merasakan tinggal di Jogja, kembali ke kampung halaman biasanya tinggal cerita. Kebanyakan dari mahasiswa yang menimba ilmu di Jogja memilih untuk tetap tinggal, beli tanah, punya rumah, Jogja dadi kebak. Saya termasuk salah satu penyebabnya. Hehe. Tapi beneran, gak ada kota yang lebih nyaman dari Jogja. Lalu apa membuat Jogja begitu menyenangkan?
Nih, saya kasih beberapa alasan kenapa Jogja bikin lengket.
![]() |
Sumber Gambar: Google/pikniek.com |
Di Jogja, Semuanya Gra-tis!
Istilah gratis sebetulnya hanya kiasan, di bumi udah gak ada yang bener-bener gratis. Karena untuk tetap bisa hidup berdampingan dengan kemajuan zaman, sedikit mengeluarkan biaya adalah keharusan. Tapi tenang, Jogja gak sekejam Ibu Kota. Di kota ini kamu bisa mendapatkan apa yang kamu mau dengan cuma-cuma, asal ada kemauan semua ada jalan. Kamu mau belajar seni tapi gak punya biaya? Pengen bisa ini itu tapi terhalang uang? Nah, ini dia yang saya sebut gratis dan selalu saya bangga banggakan. Ilmu di Jogja dibagi gitu aja, bahkan kamu bisa diskusi se-isi semesta tanpa keluar modal apa-apa, alias free. Di Jogja banyak banget orang yang suka bagi ilmunya, sharing tanpa mengharap imbalan. Juga ada kelas fotografi, botani, menulis, banyak!
Di Jogja, A-man!
Aman, not a man. Pertimbangan lain yang bikin betah tinggal di Jogja adalah keamanannya. Jika kamu manusia Sumatera yang baru pertama kali ke Jogja, mungkin kamu akan terperangah ketika melihat sepeda motor yang diparkirin gitu aja, malah gak jarang ada kunci yang ketinggalan. Hebatnya, gak ilang! Untuk yang biasa hidup di daerah rawan maling, begal dan kejahatan, pemandangan seperti ini jadi shock culture tersendiri. Pun kekhawatiran karena pulang terlalu larut gak bakal tumbuh, jam berapapun, Jogja aman. Biarpun sempat beredar isu klitih, tapi gak begitu ngeruh sih, menurut saya. Pada dasarnya klitih bukan sebuah kejahatan, hanya pergaulan yang sedikit menyimpang dari adat dan budaya yang ada.
Di Jogja Nya-man!
Udara Jogja gak begitu panas, juga gak begitu dingin. Nyaman versi saya yaitu, badan gak perlu adaptasi dengan lingkungan baru, sederhana. Dengan rerata suhu yang ada di Jogja, tubuh saya merasa cocok untuk terus terusan tinggal di sini. Selain udara yang gak bikin risih, masyarakat Jogja juga luar biasa. Seburuk apapun prilakumu, masyarakat tidak akan memperlakukan kamu dengan cara yang buruk. Membina dengan cara yang baik untuk menjadikan diri menjadi lebih baik. Jogja merupakan tempat yang sangat proporsional untuk menempa dan mendewasakan diri.
Di Jogja, Semua Ada!
Kamu mau cari apa? Subjektif saya mengatakan, Jogja adalah tempat terlengkap untuk mendapatkan segala hal. Cari suasana? Pedesaan, kota, pantai, Jogja punya. Kesenian? Belajar wayang, batik, musik, tari, lengkap. Kamu juga bisa belajar budaya daerah lain di Jogja. Mall? Pasar Tradisional? Ada! Semua yang kamu mau, bisa kamu dapatkan.
Di Jogja, Kreativitas Gak Ada Matinya!
Mural, musisi pinggir jalan, patung, atau instalasi seni gak pernah berhenti mengudara di Jogja. Dan itu hanya sebagian kecil dari ide-ide yang lahir dari kepala manusia Jogja. Karena selalu ada buah pikir baru setiap harinya, inovasi terus bergulir, mengisi dan mengganti, terus merotasi tanpa terbendung. Mata dan pikirmu dijamin gak bakal bosan.
Saya, kamu, dia, mereka, mungkin merasakan hal yang sama. Beberapa alasan yang sudah saya tulis mungkin belum bisa menggambarkan secara gamblang betapa pentingnya Jogja buat saya. Jadi, apa alasanmu tetap berada di Jogja? Jika kamu punya alasan lain, silakan tambahkan di kolom komentar. Atau jika kamu punya cara untuk melupakan Jogja, beritahu saya. Agar tak ada penyesalan ketika saya benar-benar harus pergi tanpa bisa kembali.
Buat saya, Jogja adalah bagian yang tidak mungkin bisa dilupakan.
Sekian untuk alasan hari ini, terima kasih sudah membaca. Sampai Jumpa.
Posting Komentar untuk "Alasan Kenapa Jogja Bikin Gak Mau Pulang"