Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Keluarga dalam Bingkai Mapala | Ecosophy 30th Palafne


Petualangan sudah menjadi kebutuhan buat saya, sebagai manusia yang masih muda, sayang rasanya jika hidup hanya dilewatkan untuk sekedar hidup. Berkerja, mencari uang, pusing setiap hari, melihat riuh ramainya kota, kuliah, ah sangat membosankan. Waktu yang singkat ini tetap harus di manfaatkan secara benar, benar untuk berkerja, bermain dan bertualang. Sementara, memanfaatkan waktu untuk mencari istri di kesampingkan dulu sampai beberapa tahun kedepan, tujuannya ya biar puas berkelana, jadi, jika nanti sudah berumah tangga, bisa fokus urus keluarga. Haha tai.

Isu tentang Mapala beberapa waktu terakhir memang sangat menggelisahkan, terutama berita miring yang membuat citra Mapala semakin buruk dan tersudut. Katanya ada kekerasan, katanya ada senioritas, katanya Mapala gak lulus-lulus kuliah. Duh duh, sudah, jangan terlalu suka makan omongan media yang sudah di kasih bumbu ekstra pedas.

Sedari awal saya masuk Mapala, saya belum pernah merasakan yang orang lain katakan, kadang malah suka kesel kalo orang-orang pada tanya "eh di tempat lu (di Mapala) sering main tabok-tabokan gak?" atau "Eh, senior di tempat lu galak-galak gak?" Kalo aja bunuh orang gak di hukum, saya bakal nyuruh orang tuh buat bunuh manusia yang suka nyinyir jelek kaya begitu. Kenapa gak bunuh sendiri? 'takut kak' haha



Di Mapala juga saya bisa bertukar pikiran dengan orang-orang tua secara liar, biarpun umur mereka sama tuanya dengan ayah dan ibu saya, tapi mereka tetap enggan di panggil ibu atau bapak.
Sikap toleransi, kekeluargaan dan saling membantu adalah poin teratas yang bisa kau rasakan ketika kamu berada di posisi saya. Memang, rangkaian untuk menjadi mapala bukan lah hal yang mudah, harus ekstra berjuang melawan lelah. Berproses tidak sesederhana beli bakso dipinggir jalan.
Jadi, buat saya mapala itu rumah, tempat pulang dari lelahnya berpetualang, tempat cerita dikala gundah, dan media pinjam uang saat akhir bulan. Terutama untuk hal yang berbau makanan, jangan pernah takut kelaparan kalo main sama Mapala, cara makannya memang sederhana, tapi dari situ kita bisa ambil pelajaran, mewah gak harus mahal, dengan sederhana kita bisa tau arti bahagia.

Sekarang, Organisasi Mapala yang saya naungi sudah menginjak umur 30 tahun. Hmmm, cukup berumur, semoga semakin besar dan semakin jaya, bisa membimbing dan membentuk karakter yang kuat, hebat dan ampuh menghadapi terjangan badai.

Dirgahayu Palafne ku.

~Son Owl


Posting Komentar untuk "Keluarga dalam Bingkai Mapala | Ecosophy 30th Palafne"