Cara Terkenal
Langsung saja, jadi begini, kebetulan saya punya presepsi agak beda dengan popularitas. Celoteh ini terinspirasi dari Will Smith yang menampar Chris Rock beberapa waktu lalu di acara Oscar. Point of View saya bukan terletak pada ketersinggungan Will Smith terhadap candaan Chris Rock, namun lebih ke popularitasnya. Ya, kejadian tersebut menggulung beberapa topik lain seperti perang Rusia - Ukraina dan demo memasak tanpa minyak goreng, yang mana cuitan kejadian antara dua tokoh publik tersebut menjadi trending di Twitter. Terlebih Will Smith memang bintang, dan Chris Rock sudah punya panggungnya sendiri. Dan kini, mereka makin populer.
Sebelum lebih jauh, baiknya saya membuat disclaimer dulu sebelum melanjutkan tulisan ini. Dan saya sama sekali tidak keberatan jika setelah membaca disclaimer tersebut, Anda memilih angkat kaki dan tidak menuntaskannya sampai akhir.
Disclaimer: Merupakan tulisan ngawur berdasarkan opini pribadi dari hasil riset ecek-ecek di jalan raya, jalan tol, rumah makan padang, SPBU, serta wawancara singkat dengan supir truk yang saya lupa berapa jumlahnya. Jika Anda menemukan kejanggalan dalam tulisan ini, bisa dipastikan hal tersebut terjadi secara senonoh dan tidak disengaja.
Di Indonesia sendiri masih belum ada standarisasi tentang kepopuleran seseorang. Indikasi seseorang terkenal atau tidak, masih ditentukan oleh banyaknya pengikut Instagram. Umumnya begitu. Atau, setidaknya jadi tranding topik dan dibicarakan di mana-mana. Ambil contoh Risman, karyawan hotel yang namanya sempat diberitakan di mana-mana karena disebut oleh pembalap GP saat meraih kemenangan di Sirkuit Mandalika beberapa waktu lalu. Bagaimana saya bisa memastikan bahwa Risman masuk dalam kategori populer? Mudah saja, trending topik, ditambah konfirmasi oleh ibu saya. Ya, beliau juga mendengar pemberitaan tentang Risman.
Namun, bagaimanakah cara menjadi terkenal? Jelas, ini pertanyaan yang juga mudah dijawab. Joget saja didepan kamera, unggah ke media sosial, kemudian tunggu beberapa pekan. Jika menarik, akun Anda akan dikunjungi oleh banyak orang. Memang tidak semuanya berhasil, tapi, semisal Anda good looking, setidaknya 70 persen masalah anda terselesaikan. Atau dengan cara lain, membuat sesuatu yang nyeleneh. Saya beri contoh lagi, ada laki-laki bertopi yang merekam dirinya sembari bilang "dikasih info mazeh" pun kini jadi selebgram. 70 persen good looking, 30 persen keberuntungan.
Lalu, apa korelasinya dengan disclaimer di atas? Jadi begini, beberapa bulan terakhir setidaknnya saya telah menempuh perjalanan darat sejauh 15.000 km. Saya bertemu dengan banyak sekali kendaraan, dan yang paling menarik perhatian saya adalah mobil-mobil ukuran jumbo seperti truk. Besar, lebar dan lambat. Jika kendaraan dari arah berlawanan sedang ramai, maka akan semakin lama pula kendaraan yang saya tumpangi berada di belakang truk. Ini memberi saya waktu untuk melihat dan mencerna bagian belakang truk tersebut dengan utuh. Beberapa kesempatan saya melihat tokoh-tokoh tergambar di bak bagian belakang. Mengamatinya berulang-ulang sampai tuntas. Singkatnya, muncul teori seperti ini: Truk adalah media iklan berjalan yang bisa meningkatkan popularitas.
Bayangkan gambar yang berisi iklan diri Anda berada di bokong truk, kemudian truk tersebut menempuh perjalanan dengan jarak 200 km per hari, maka di hari ke 43, gambar Anda setidaknya sudah dilihat 2 persen penduduk Indonesia. Yaitu sekitar 5,11 juta orang. Mari dipersempit lagi, jika 5 persen dari jumlah tersebut mengikuti Anda di Instagram, perkiraan followers Anda kurang lebih berada di angka 250 ribu pengikut. Kalkulasi ajaib dari iklan yang efektif. Menaruk bukan?
Selanjutnya, efek domino akan berlangsung. Anda bisa menlanjutkan popularitas tersebut untuk meraup keuntungan. Kisaran harga promosi dengan akun yang memiliki pengikut sebanyak itu berkisar diangka 800 ribu sampai 8 juta rupiah. Sekali lagi, bayangkan jika dalam satu bulan, ada 10 brand besar dan 15 pomosi kecil-kecilan yang meminta Anda sebagai artis endors-nya. Tiga tahun berturut-turut melakukan pekerjaan tersebut, Anda sudah bisa membeli satu unit rumah mewah di jalan Kaliurang dan memarkirkan Pajero di halamannya, serta membeli setumpuk tas koleksi yang harganya setara dengan sehamparan sawah kemudian jadi pajangan di ruang tamu.
Saya bisa memahami pikiran Anda, mustahil. Mungkin saja iya, namun peluang tersebut belum dilakukan oleh banyak orang. Gambar, berita dan kata-kata yang berada di bokong truk masih seputar keresahan dan kreativitas supir, belum menjelajah periklanan yang ranahnya personal. Sangat berpotensi dan layak dicoba.
Kesimpulannya adalah: Tidak ada salahnya Anda mendekati supir truk, menjadi kekasihnya, kemudian melukis diri dibelakang bak mobilnya. Lalu, tunggu saja, semesta akan berkerja untuk Anda. Tapi dengan cara yang sembrono.
Itu saja dari saya. Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca tips nihil dan tidak penting. Semoga memberi pencerahan bahwasanya cari uang memang tidak mudah.
Posting Komentar untuk "Cara Terkenal"