Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Terima Kasih, Jakarta


Keberpihakan antara pergi dan memilih tetap tinggal, siapa sangka, Jakarta menaruh sisi baiknya di singgasana sederhana ini. Tidak lahir di ibu kota, menjadikan Jakarta asing buat saya. Ya, saya tidak suka Jakarta, kecintaan saya pada kota ini hanya karena beberapa manusia yang ada di dalamnya. Tidak Jakarta secara keseluruhan.

Agenda kerja mengharuskan saya mampir, singgah sebentar untuk menlanjutkan perjalanan. Besok, saya akan berucap sampai jumpa lagi pada Jakarta. Berpisah dari kebisingan dan segala kegaduhan yang ada di sana. Terima kasih, ya.


Teruntuk bantal yang membahagiakan tengkuk, teruntuk selimut yang membantu menghangatkan, kalian luar biasa. Kesenangan tinggal semalam, cerita, dan segala keangkuhan tentang Jakarta sirna, tunai. Semua sudah selesai. Dendam, dengki pada junjungan pusat pemerintahan dan ekonomi negara sudah mereda.


Jika suatu hari ada Jakarta berikutnya, mungkin akan biasa saja. Tanpamu, dan semua kenangan yang ada di antara gelap dari Jakarta yang benderang.


Andalas, selamat datang. 

Posting Komentar untuk "Terima Kasih, Jakarta"