Lari dari Teror Setan ke Hutan Wanagama
Malam minggu selalu menjadi malam terhoror buat saya, bahkan lebih menyeramkan dari malam jumat keliwon atau satu suro sekalipun. Mitos yang beredar malam satu suro atau malam jumat keliwon merupakan malam keramat, tapi buat saya; "Gak ada yang lebih seram dari malam minggu".
Alasannya adalah; Seseram seramnya setan, mereka cuma makhluk kasat mata yang menebar teror lewat ketakutan alam bawah sadar, jadi yang membuat mereka tambah berjaya adalah ketakutan kita sendiri, semakin kita takut mereka semakin bangga dan tinggi hati. Sebenernya mereka gak serem dan gak menakutkan, mereka itu cuma jelek, gak rapih dan makeup-nya lebay. Coba dipikir deh, setan mana yang ganteng? setan mana yang cantik? Gak ada Su! kalo ada berarti mereka lagi nyamar.
Dari hasil pengamatan saya, setan-setan yang masuk klasifikasi makeup lebay malah lebih friendly dari pada setan yang berwujud manusia. Asal kita bisa jaga sikap, sopan santun dan etika, mereka gak bakal ganggu dan menyeramkan kok. Kadang malah negur dan ngajak main bareng, tapi di alamnya.
Bakal beda kalo setan yang ada di kota, itu tuh, setan yang sukanya keluar pas malam minggu, yang sukanya beduaan, duduk mepet-mepet, jalan gandengan, kecup kening, rogoh sana sini, setan!
Terlebih malam minggu terasa empat kali lebih padat dari malam biasanya, gak di jalan, di tempat makan, pokoknya diseluruh penjuru Jogja menjadi padat ketikamalam minggu tiba. Entah mereka datengnya dari mana aja, mungkin para kesatria underground pada keluar untuk menampakan dirinya beserta pasangannya pada semesta.
Mereka semua setan, dan saya tidak pernah bisa menikmati pemandangan malam minggu di kota, terlalu penuh dengan segala urusan kemacetan dan asmara yang membuncah.
Saya lebih memilih untuk menepi dan menyepi, menikmati suasana malam tanpa keramaian, tanpa hiruk pikuk kendaraan yang hilir mudik tak ada hentinya. Dengan mendengarkan suara alir mengalir, jangkrik bersautan, dan nyanyian kodok yang saya gak pernah tau artinya.
Dalam kondisi seperti ini saya menemukan sebuah kedamaian, rasanya saya menjadi bebas, tanpa terhalang suatu apapun, dan liar.
Langit seperti menjadi layar bioskop yang sangat luas, hiasan bintang menjadi filmnya, bebatuan dipinggir sungai seperti kursi ternyaman dengan busa tebal. Ah sangat menghipnotis, membawa jiwa ke tempat tinggi dan melampauinya.
Hutan Wanagama masih jarang dikunjungi orang-orang, terlebih saat malam hari. Biarpun sedikit menyeramkan, tapi aski kok.
Kalo Sengsu punya kekuatan anti dingin, bisa juga berendam di airnya yang jernih kehijauan, dan yang paling menarik, kamu bisa liat bintang yang ngumpul disana, banyak banget. Untung untungan sih. Tapi silahkan dicoba, kali aja beruntung.
Malam di Wanagama gak lebih seram dari malam minggu di jogja kok, disana aman dan damai, gak ada yang bikin kamu kesal karena liat muda mudi gandengan.
Sedikit gak berfaedah sih, semoga kamu suka dan menikmati tiap malam mu ya Su.
Gitu aja.
Sampai jumpa Su, Sengsu!
~Son Owl
Posting Komentar untuk "Lari dari Teror Setan ke Hutan Wanagama"