Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renjana Senja | Puisi Tipis

Photo by Son Owl


Kita pernah berdua dengan bahagia yang sama.
Bercerita dan tertawa diantara senja.
Aku masih ingat, bahkan sangat ingat tentang kesukaanmu 
pada gemuruh ombak dan semilir angin pantai.
Kita sering menghabiskan waktu hanya untuk melihat matahari pergi.
Waktu itu masih putih abu.
Aku belum menguasai rasaku.
Kadang kamu mempersalahkan sikapku, 
nyatanya kita tidak bisa untuk terus saling berbicara.
Aku tetap dengan rasaku, juga denganmu.
Kita punya kebiasaan yang tidak pantas untuk dilupakan.
Menjadikan secarik kertas menjadi benda kecil penuh harapan, 
perahu kertas.
Aku tidak pernah paham kenapa aku begitu menyukainya, 
melakukannya setiap kali aku merindu.
Aku pernah memberimu beberapa harapan itu, 
semoga kamu masih menyimpannya.
Sekarang, kamu tidak mengetahui keadaan ku.
Hey..
Ragaku sangat baik, sangat bisa jika hanya mengarungi selat yang ada di sana.
Hatiku? 
Biar aku yang tau tentang rasaku.
Kadang aku berbagi pada senja, 
aku banyak bercerita padanya tentangmu.
Cobalah bertanya pada senja, 
mungkin dia menunggumu di ujung pantai itu.
Mungkin dia punya sesuatu untuk mu.
Aku berharap kamu tetap dengan jiwamu yang dulu, 
yang kuat dan tetap hangat.

//SonOwl

Posting Komentar untuk "Renjana Senja | Puisi Tipis"